Sabtu, 17 Maret 2012

UNAIR dan Biofarma akan Produksi Vaksin Flu Burung

SURABAYA--MICOM: Menteri Riset dan Teknologi Gusti Muhammad Hatta menegaskan bahwa Universitas Airlangga (UNAIR
) Surabaya bersama Biofarma akan memproduksi vaksin flu burung pada 2013.

"Kami sedang menyusun sistem untuk mempertemukan akademisi, bisnis/industri, dan pemerintah," katanya di sela-sela kunjungan ke Laboratorium Bio Safety Level 3 (BSL3), Rumah Sakit Penyakit Tropik Infeksi (RSPTI), dan Insitute of Tropical Disease (ITD) Unair Surabaya, Jumat (16/3).

Didampingi Wakil Rektor I Unair Prof Dr Syahrani MS Apt, ia mencontohkan upaya mempertemukan peneliti flu burung Unair dengan Biofarma. "Karena itu, Indonesia akan dapat memproduksi vaksin itu pada tahun 2013," katanya.

Dalam kuliah umum bertajuk "Sinergi Riset Perguruan Tinggi, Pemerintah, dan Industri dalam Mewujudkan Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI)" di Rektorat Unair, Menristek menyatakan pertumbuhan ekonomi suatu negara ditentukan oleh inovasi yang dilakukan para pelaku usaha.

"Inovasi itu bisa dilakukan jika ada dukungan dari institusi pendidikan. Demi mendorong peningkatan inovasi, perlu adanya sinergi antara perguruan tinggi, pemerintah, dan pelaku usaha," katanya.

Dalam kunjungan itu, ia memotivasi perguruan tinggi untuk lebih bersemangat meningkatkan penelitian, karena pemerintah menggagas MP3EI pada tahun 2011 dengan tiga pilar, yaitu pembangunan berbasis koridor ekonomi, konektivitas antarkoridor ekonomi, dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia dan iptek.

"Pilar ketiga menjadi tanggung jawab bersama antara Kementerian Riset dan Teknologi dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Kami dari Kemenristek menggandeng empat perguruan tinggi negeri sebagai Pusat Unggulan Riset Iptek Nasional," katanya.

Ia menyebut Unair terpilih sebagai salah satu mitra kerja sama tersebut dengan fokus keunggulan di bidang kesehatan.

"Insentif yang diberikan oleh Kemenristek dan Kemendikbud mencapai nilai Rp1,5 miliar untuk keperluan manajemen, serta Rp3 miliar untuk setiap topik riset," katanya.

Dari hasil Rapat Koordinasi Riset dan Teknologi pada tahun 2011, beberapa hal yang diharapkan segera dikembangkan oleh Unair adalah pengembangan vaksin tuberkolosis, flu burung, HIV, hepatitis B, dengue, pengembangan obat antimalaria, dan pengembangan obat dengan bahan baku lokal.

Setelah itu, Menristek mengunjungi ITS Surabaya untuk melihat produk unggulan institut teknologi itu dan mengadakan dialog dengan peneliti dan mahasiswa setempat.

"Saya berharap ITS menjadi 'imam' dalam pengembangan produk lokal atau karya anak bangsa terkait teknologi dan energi," katanya. (Ant/Ol-3) 


0 komentar:

Posting Komentar